MENGGAPAI KETAQWAAN
Oleh: Rasiman, S.Ag., M.Pd.I
(Disampaikan di Masjid Al-Ikhlas Temuan Sari
pada tanggal 24 Juni 2017)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jamaah Jum’at yang dirahmati
Allah SWT. Dihari yang ke 28 ibadah puasa kita ini, mari kita tingkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Ramadhan merupakan bulan kawah candradimuka, yakni bulan pelatihan
bagi kita untuk meraih derajat taqwa seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT
dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183. Dalam kesempatan jumat ini khotib
mengajak hadirin untuk memaknai Taqwa itu menjadi tujuan akhir ibadah puasa
ramadhan.
Allah Subhannahu wa
Ta'ala dalam firmanNya surat Al-A’raaf ayat 26 :
ÓÍ_t6»t tPy#uä ôs% $uZø9tRr& ö/ä3øn=tæ $U$t7Ï9 ͺuqã öNä3Ï?ºuäöqy $W±Íur (
â¨$t7Ï9ur 3uqø)G9$# y7Ï9ºs ×öyz 4 Ï9ºs ô`ÏB ÏM»t#uä «!$# óOßg¯=yès9 tbrã©.¤t ÇËÏÈ
26. Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.
Al A’raf (7) ayat 26.
Di dalam Tafsir Jalalain, yang dimaksud dengan pakaian taqwa adalah amal saleh
dan akhlak yang baik
Imam Ibnu Katsir menjelaskan di
dalam
tafsirnya bahwa: Umar Ibnul
Khathab Radhiallaahu anhu, bertanya kepada Ubai
Ibnu Ka’ab Radhiallaahu anhu, tentang TAQWA ini, maka berkatalah Ubai kepada
Umar:
“Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?”“Ya, Pernah”. Jawab Umar.
Ubai bertanya lagi: “Apa yang anda lakukan saat itu?”.Umar menjawab: “Saya akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sekali agar tak terkena dengan duri itu”. Lalu Ubai berkata: “Itulah TAQWA”.
“Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?”“Ya, Pernah”. Jawab Umar.
Ubai bertanya lagi: “Apa yang anda lakukan saat itu?”.Umar menjawab: “Saya akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sekali agar tak terkena dengan duri itu”. Lalu Ubai berkata: “Itulah TAQWA”.
Menurut istilah,
taqwa adalah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, baik
secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.
Imam Ahmad bin Hambal Radhiallaahu anhu
berkata, “Taqwa adalah meninggalkan apa-apa yang ingini oleh hawa nafsumu,
karena engkau takut Allah. Lebih lanjut ia mengatakan, “Takut kepada Allah,
ridha dengan ketentuanNya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat
nanti.”
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT. Ada beberapa faktor penunjang agar kita bisa merasakan nikmatnya ketaqwaan tersebut antaranya:
1.Mahabbatullah
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Mahabbah itu ibarat pohon (kecintaan) dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah ma’rifah kepadaNya, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadapNya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya, bahan penyiramnya adalah dzikir kepadaNya, kapan saja, jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Mahabbah itu ibarat pohon (kecintaan) dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah ma’rifah kepadaNya, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadapNya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya, bahan penyiramnya adalah dzikir kepadaNya, kapan saja, jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).
2. Merasakan adanya
pengawasan Allah SWT. Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman:Dalam Surat Al Hadid ayat 4 :
uqèd Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû ÏpGÅ 5Q$r& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# 4 ÞOn=÷èt $tB ßkÎ=t Îû ÇÚöF{$# $tBur ßlãøs $pk÷]ÏB $tBur ãAÍ\t z`ÏB Ïä!$uK¡¡9$# $tBur ßlã÷èt $pkÏù ( uqèdur óOä3yètB tûøïr& $tB öNçGYä. 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=uK÷ès? ×ÅÁt/ ÇÍÈ
Dialah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui
apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun
dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mama saja
kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Hadirin Jamaan Jumat yang berbahagia,
Yang di maksud yaum adalah masa. Para mufassir sepakat
bahwa yaum adalah hari. ( 1 hari akhirat=50.000 tahun dunia : lihat
al-ma’arij[70]:4).
Makna ayat ini, bahwa
Allah mengawasi dan menyaksikan perbuatan kita kapan saja dan di mana saja berada. Di darat
ataupun di laut, pada waktu malam maupun siang. Di rumah kediaman kita maupun di ruang terbuka. Segala sesuatu berada
dalam ilmuNya, Dia dengarkan perkataan kita , melihat tempat tinggal kita , di
mana saja adanya dan Dia mengetahui apa yang kita sembunyikan serta yang kita fikirkan”. (Tafsir
Al-Qur’anul Adzim, IV/304).
Merasakan adanya
pengawasan Allah SWT adalah implementasi dari “ikhsan”. Karena Ikhsan adalah
kita beribadah kepada Allah SWT seolah-olah kita mengetahui Dzat-NYA, apabila
tidak mengetahui-Nya, sesungguhnya Allah SWT mengetahui dan mengawasi kita.
3.Menjauhi penyakit hati.
Di dunia ini tidak ada yang namanya kejahatan dan bencana besar, kecuali penyebabnya adalah perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Adapun penyebab dosa itu di antaranya adalah penyakit hati, penyakit yang cukup kronis, yang menimpa banyak manusia, seperti dengki yang bermakna SMS (Senang Melihat orang Susah, dan Susah Melihat orang Senang), ghibah yang selalu membicarakan aib orang lain, dan satu penyakit yang tidak akan diampuni oleh Allah yaitu Syirik. Oleh karena itu mari kita berlindung kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kita terhindar dan dijauhkan dari penyakit hati yang dapat merusak ketaqwaan kepada Allah Azza Wajalla.
Di dunia ini tidak ada yang namanya kejahatan dan bencana besar, kecuali penyebabnya adalah perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Adapun penyebab dosa itu di antaranya adalah penyakit hati, penyakit yang cukup kronis, yang menimpa banyak manusia, seperti dengki yang bermakna SMS (Senang Melihat orang Susah, dan Susah Melihat orang Senang), ghibah yang selalu membicarakan aib orang lain, dan satu penyakit yang tidak akan diampuni oleh Allah yaitu Syirik. Oleh karena itu mari kita berlindung kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kita terhindar dan dijauhkan dari penyakit hati yang dapat merusak ketaqwaan kepada Allah Azza Wajalla.
4. Menundukkan hawa nafsu
firman Allah Qs An Naziat ayat
40-41 :
$¨Br&ur ô`tB t$%s{ tP$s)tB ¾ÏmÎn/u ygtRur }§øÿ¨Z9$# Ç`tã 3uqolù;$# ÇÍÉÈ ¨bÎ*sù sp¨Ypgø:$# }Ïd 3urù'yJø9$# ÇÍÊÈ
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, 41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya). Qs An Naziat (79) : 40-41.
Dalam Tafsir Jalalain menjelaskan nafsu disini nafsu
amarah. Yang dapat menjerumuskan ke dalam kebinasaan disebabkan memperturutkan
kemauannya.
Ketika rezeki berkurang, ada masalah, ditimpa musibah dan lain-lain timbul marahnya. Inilah nafsu yang harus
dikendalikan. Kata buya Hamka nafsu itu seperti kuda liar yang perlu tali
kekang untuk mengendalikannya yaitu Taqwa.
5. Mewaspadai tipu daya syaithan
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Seperti kita ketahui bersama bahwasanya syaithan adalah perilaku jahat iblis yang merupakan
musuh orang beriman yang paling nyata. Akan selalu menghalangi orang-orang
mu’min dengan beberapa penghalang, yang pertama adalah kufur, jikalau seseorang
selamat dari kekufuran, maka syaithan menggunakan caranya yang kedua adalah dendam (selalu ingat kesalahan
orang lain, dan berupaya untuk membalasnya dengan balasan yang lebih
menyakitkan lagi). Iblis akan mengganggu manusia dengan sifat “riya” (pamer :
selalu ingin dipuji orang lain). Iblis akan mengganggu manusia dengan selalu
berburuk sangka kepada Allah ketika ditimpa musibah. Iblis juga selalu menggoda
manusia agar “merasa paling benar sendiri” yang begitu mudah menjustis
seseorang dengan julukan yang tidak senonoh seperti KAFIR, MASUK NERAKA, dan
lain-lain yang seolah-olah menjadi TUHAN. Padahal, surga atau neraka adalah
hak PREROGATIF Allah. Itulah sifat
sombong yang dipropagandakan Iblis kepada manusia. Iblis juga tak
henti-hentinya untuk mengajak manusia agar berbuat “Syirik” karena syirik
adalah dosa yang tidak terampuni.
Tugas manusia adalah
menjaga tetap kondusifnya dunia ini dengan beribadah kepada-NYA, selalu
mengajak kebenaran dan sabar, bukan menghakimi atau menentukan. Kafir atau
mukmin adalah hak Allah.
Marilah kita tak
henti-hentinya untuk berharap dan berdoa kepada Allah semoga kita termasuk
orang-orang yang Muttaqin yang selalu istiqomah pada jalanNya, dihindarkan dari
penyakit hati, pandai bersyukur, selalu berbaik sangka kepada Allah, berbaik
sangka kepada sesame ciptannya, dan merasa cukup atas pemberian-NYA.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.