Mengenai Saya

Jumat, 23 Juni 2017

Menggapai Ketaqwaan

MENGGAPAI KETAQWAAN
Oleh: Rasiman, S.Ag., M.Pd.I
(Disampaikan di Masjid Al-Ikhlas Temuan Sari pada tanggal 24 Juni 2017)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah SWT. Dihari  yang ke 28 ibadah puasa kita ini, mari kita tingkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Ramadhan merupakan bulan kawah candradimuka, yakni bulan pelatihan bagi kita untuk meraih derajat taqwa seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183. Dalam kesempatan jumat ini khotib mengajak hadirin untuk memaknai Taqwa itu menjadi tujuan akhir ibadah puasa ramadhan.
Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam firmanNya surat Al-A’raaf ayat 26 :
ÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä ôs% $uZø9tRr& ö/ä3øn=tæ $U$t7Ï9 ͺuqムöNä3Ï?ºuäöqy $W±Íur ( â¨$t7Ï9ur 3uqø)­G9$# y7Ï9ºsŒ ׎öyz 4 šÏ9ºsŒ ô`ÏB ÏM»tƒ#uä «!$# óOßg¯=yès9 tbr㍩.¤tƒ ÇËÏÈ
26.  Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. Al A’raf (7) ayat 26.
Di dalam Tafsir Jalalain, yang dimaksud dengan  pakaian  taqwa  adalah amal saleh dan akhlak yang baik
Imam Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa: Umar Ibnul Khathab Radhiallaahu anhu, bertanya kepada Ubai Ibnu Ka’ab Radhiallaahu anhu, tentang TAQWA ini, maka berkatalah Ubai kepada Umar:
“Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?”“Ya, Pernah”. Jawab Umar.
Ubai bertanya lagi: “Apa yang anda lakukan saat itu?”.Umar menjawab: “Saya akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan berhati-hati sekali agar tak terkena dengan duri itu”. Lalu Ubai berkata: “Itulah TAQWA”.
Menurut istilah, taqwa adalah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.
Imam Ahmad bin Hambal Radhiallaahu anhu berkata, “Taqwa adalah meninggalkan apa-apa yang ingini oleh hawa nafsumu, karena engkau takut Allah. Lebih lanjut ia mengatakan, “Takut kepada Allah, ridha dengan ketentuanNya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat nanti.”
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT. Ada beberapa faktor penunjang agar kita bisa merasakan nikmatnya ketaqwaan tersebut antaranya:
1.Mahabbatullah
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Mahabbah itu ibarat pohon (kecintaan) dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah ma’rifah kepadaNya, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadapNya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya, bahan penyiramnya adalah dzikir kepadaNya, kapan saja, jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).
2. Merasakan adanya pengawasan Allah SWT. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:Dalam Surat Al Hadid ayat 4 :
uqèd Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû Ïp­GÅ 5Q$­ƒr& §NèO 3uqtGó$# n?tã ĸóyêø9$# 4 ÞOn=÷ètƒ $tB ßkÎ=tƒ Îû ÇÚöF{$# $tBur ßlãøƒs $pk÷]ÏB $tBur ãAÍ\tƒ z`ÏB Ïä!$uK¡¡9$# $tBur ßlã÷ètƒ $pkŽÏù ( uqèdur óOä3yètB tûøïr& $tB öNçGYä. 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=uK÷ès? ׎ÅÁt/ ÇÍÈ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Hadirin Jamaan Jumat yang berbahagia,
Yang di maksud yaum adalah masa. Para mufassir sepakat bahwa yaum adalah hari. ( 1 hari akhirat=50.000 tahun dunia : lihat al-ma’arij[70]:4).
Makna ayat ini, bahwa Allah mengawasi dan menyaksikan perbuatan kita  kapan saja dan di mana saja berada. Di darat ataupun di laut, pada waktu malam maupun siang. Di rumah kediaman kita  maupun di ruang terbuka. Segala sesuatu berada dalam ilmuNya, Dia dengarkan perkataan kita , melihat tempat tinggal kita , di mana saja adanya dan Dia mengetahui apa yang kita  sembunyikan serta yang kita fikirkan”. (Tafsir Al-Qur’anul Adzim, IV/304).
Merasakan adanya pengawasan Allah SWT adalah implementasi dari “ikhsan”. Karena Ikhsan adalah kita beribadah kepada Allah SWT seolah-olah kita mengetahui Dzat-NYA, apabila tidak mengetahui-Nya, sesungguhnya Allah SWT mengetahui dan mengawasi kita.
3.Menjauhi penyakit hati.
Di dunia ini tidak ada yang namanya kejahatan dan bencana besar, kecuali penyebabnya adalah perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Adapun penyebab dosa itu di antaranya adalah penyakit hati, penyakit yang cukup kronis, yang menimpa banyak manusia, seperti dengki yang bermakna SMS (Senang Melihat orang Susah, dan Susah Melihat orang Senang),  ghibah yang selalu membicarakan aib orang lain, dan satu penyakit yang tidak akan diampuni oleh Allah yaitu Syirik. Oleh karena itu mari kita berlindung kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kita terhindar dan dijauhkan dari penyakit hati yang dapat merusak ketaqwaan kepada Allah Azza Wajalla.
4. Menundukkan hawa nafsu
firman Allah Qs An Naziat ayat 40-41 :
$¨Br&ur ô`tB t$%s{ tP$s)tB ¾ÏmÎn/u ygtRur }§øÿ¨Z9$# Ç`tã 3uqolù;$# ÇÍÉÈ ¨bÎ*sù sp¨Ypgø:$# }Ïd 3urù'yJø9$# ÇÍÊÈ
40.  Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, 41.  Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). Qs An Naziat (79) : 40-41.
Dalam Tafsir Jalalain menjelaskan nafsu disini nafsu amarah. Yang dapat menjerumuskan ke dalam kebinasaan disebabkan memperturutkan kemauannya.
Ketika rezeki berkurang, ada masalah, ditimpa musibah dan lain-lain timbul marahnya. Inilah nafsu yang harus dikendalikan. Kata buya Hamka nafsu itu seperti kuda liar yang perlu tali kekang untuk mengendalikannya yaitu Taqwa.
5. Mewaspadai tipu daya syaithan
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Seperti kita ketahui bersama bahwasanya syaithan adalah perilaku jahat iblis yang merupakan musuh orang beriman yang paling nyata. Akan selalu menghalangi orang-orang mu’min dengan beberapa penghalang, yang pertama adalah kufur, jikalau seseorang selamat dari kekufuran, maka syaithan menggunakan caranya yang kedua adalah dendam (selalu ingat kesalahan orang lain, dan berupaya untuk membalasnya dengan balasan yang lebih menyakitkan lagi). Iblis akan mengganggu manusia dengan sifat “riya” (pamer : selalu ingin dipuji orang lain). Iblis akan mengganggu manusia dengan selalu berburuk sangka kepada Allah ketika ditimpa musibah. Iblis juga selalu menggoda manusia agar “merasa paling benar sendiri” yang begitu mudah menjustis seseorang dengan julukan yang tidak senonoh seperti KAFIR, MASUK NERAKA, dan lain-lain yang seolah-olah menjadi TUHAN. Padahal, surga atau neraka adalah hak  PREROGATIF Allah. Itulah sifat sombong yang dipropagandakan Iblis kepada manusia. Iblis juga tak henti-hentinya untuk mengajak manusia agar berbuat “Syirik” karena syirik adalah dosa yang tidak terampuni.
Tugas manusia adalah menjaga tetap kondusifnya dunia ini dengan beribadah kepada-NYA, selalu mengajak kebenaran dan sabar, bukan menghakimi atau menentukan. Kafir atau mukmin adalah hak Allah.
Marilah kita tak henti-hentinya untuk berharap dan berdoa kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang Muttaqin yang selalu istiqomah pada jalanNya, dihindarkan dari penyakit hati, pandai bersyukur, selalu berbaik sangka kepada Allah, berbaik sangka kepada sesame ciptannya, dan merasa cukup atas pemberian-NYA.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.












Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila