Mengenai Saya

Rabu, 28 November 2018

Hari Pertama di Cianjur



Hari Pertama Kegiatan Visiting GPAI
Di Kabupaten Cianjur

Oleh : Rasiman, S.Ag., M.Pd.I
(Guru SMP Negeri 2 Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas Sumsel) 






                 Jantungku berdegup kencang ketika malam terakhir pembekalan persiapan untuk kegiatan visiting di daerah perbatasan. Terlebih, ketika akan diumumkannya tempat visiting masing-masing visitor. Terdengarlah sayup-sayup panggilan nama saya yang diberi tugas untuk melakukan visiting ke Kabupaten Cianjur. Alhamdulillah, semua adalah nikmat Allah SWT yang mesti disyukuri.
Adalah sebuah kebanggan bisa dipercaya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mengikuti program visiting di sekolah yang berada di Kabupaten Cianjur untuk bisa saling share dan berbagi pengalaman dengan sahabat-sahabat guru PAI di daerah yang sangat luar bisa.
Hari ini adalah Rabu, tanggal 28 Nopember 2018 awal melakukan visiting ke daerah perbatasan yang telah ditetapkan. Sehabis sarapan pagi, tepatnya pukul 07.00 WIB saya dan tim mulai meninggalkan “Days hotel and suites” di daerah Tangerang. Dengan jasa angkutan taxi, saya berangkat menuju ke pool Damri. Setelah sampai di pool Damri, saya pun membeli tiket dengan tujuan Bogor. Setelah sampai di Bogor, saya kembali membeli tiket perjalanan menuju Kabupaten Cianjur. Setelah itu, saya pun kembali membeli tiket untuk menuju daerah sasaran. Melalui bukit, dan daerah yang penuh keajaiban, saya pun menikmati perjalanan ini. Ini adalah sebuah anugerah yang mesti disyukuri, berharap ada sebuah keberkahan dan ridho Allah SWT. Semoga menjadi ladang amal ibadah.
Hal-hal yang baru saya lakukan di hari pertama visiting ke Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut :

1.       Observasi Awal

Dalam kegiatan ini, saya melakukan berbagai hal yang terdiri dari : (a) Bertemu dengan Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur. Alhamdulillah diwakili oleh bapak Kasi PAIS yang bernama bapak H. Abdul Qohar Azij, S.Ag., M.Pd.I, (b) menyerahkan surat tugas dan SK Kegiatan Visiting, (c) berkoordinasi dengan Pengawas Pendidikan Agama   Islam Untuk Tingkat SMP se Kabupaten Cianjur, yang bernama Ibu Elli Latifah, M.Pd.I dengan NIP. 19770602 200501 2 003. Beliau adalah Ibu yang luar biasa. (d) bertemu dan berkoordinasi dengan Ketua MGMP PAI SMP Kabupaten Cianjur bapak H. Hera Abdul Bar, S.Ag., M.Pd. (e) ke penginapan, (f) mengingat waktu sudah sore, maka ke lokasi sadaran visiting yaitu di SMP Negeri 1 Cipanas dilksanakan pada hari kedua kunjungan.


2.       Membuat Rencana Program Visiting
Ada pun Rencana Program Visiting ke SMP Negeri 1 Cipanas Kabupaten Cianjur tahun 2018 adalah sebagai berikut :

a.       Perencanaan (Planning)
Membuat jadwal kegiatan, dan hal-hal yang terkait dengan kegiatan visiting bersama Pengawas PAI, Ketua MGMP PAI dan cara-cara merealisasikannya.

b.      Pelaksanaan (Actuatin)
(1)    Kegiatan Awal
Pembukaan Kegiatan  Visiting Oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur.
(2)   Kegiatan Inti
         Pelaksanaan Workshop yang diikuti oleh Guru Pendidikan Agama Islam Kabupaten Cianjur yang dimotori oleh Pengurus MGMP PAI SMP Kabupaten Cianjur

(3) Penutupan
         Kegiatan ditutup oleh bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur.

c.      Evaluasi (Evaluating)
Mengevaluasi dan refleksi terhadap program kegiatan visiting.

d.      Pelaporan
ntuk pembuatan Laporan dilakukan dengan cara : laporan harian, laporan keuangan dan laporan keseluruhan kegiatan visiting yang selanjutnya dilaporkan kepada Dirjen Pendidikan Islam di Jakarta. Para visitor kembali ke “Days Hotel & Suites” untuk menyampaikan laporan.

Pada kegiatan di hari pertama visiting Guru Pendidikan Agama Islam ke Daerah Perbatasan terutama di Kabupaten Cianjur masih banyak kegiatan yang relevansinya dengan berkoordinasi dengan berbagai elemen terkait demi kegiatan selanjutnya.























Minggu, 11 November 2018

Dahsyatnya Energi Khusnudzan


DAHSYATNYA ENERGI "Berkhusnudzan"


(Rasiman, S.Ag., M.Pd.I)



Mungkin sebagian orang akan tertawa terbahak-bahak, atau bahkan menghina setengah mati ketika menjumpai orang yang tetap tegar dengan prinsipnya yang menurutnya tak masuk akal. Prinsip yang tetap mengedepankan "berprasangka baik" meskipun kondisi yang dialami terkadang menyesakkan dada. Tapi, jangan coba kau remehkan orang demikian.



Meski saat ini zaman yang syarat dengan "hedonisme", bukan berarti akan selalu menganggap rendah orang yang "tak mampu". Kaya dan miskin itu hanya istilah. Di atas, atau di bawah ini hanya sebuah nama tempat. Yang kesemuanya serba mungkin untuk ditukar. Jika Allah menghendaki. Karenanya, seandainya segala upaya yang dilakukan, apabila belum berhasil, bukan berarti gagal. Itu hanya tertunda. Tingkatkan ihtiar, muhasabahlah, do´a dan tawakal, berprasangka baik jangan lupa. 

Jangan pernah remehkan orang yang selalu mengatakan bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik. Itu bukan hanya sebuah kata-kata belaka. Itu adalah sebuah energi yang luar biasa. Itu adalah khusnudzan kepada Allah.Itu akan memancarkan Energi yang Maha Dahsyat. Menghitung secara matematika itu harus. Tapi, jangan kau abaikan hitungan dengan "muhasabah" tak mungkin dianggap tak memakai logika. Muhasabah itu hitungan menggunakan hati. Berprasangka baik itu obat hati.

AKU Tergantung Persangkaan Hamba-KU (Hadits Qudsi). inilah salah satu ajaran Islam yang musti tak boleh diremehkan. Allah menurunkan Al-Qur´an sebagai penawar dan rahmat bagi orang mukmin. Lihatlah bagaimana Nabi Musi AS telah mencontohkan bagaimana kekuatan berprasangka baiknya kepada Allah saat dikejar-kejar oleh Fir aun dan bala tentaranya. Apakah kita masih ragu dengan kejadian itunes? Mari kita mentadaburi Al-Qur´an agar Allah Subhanahu Wa Ta´ala menolong kita.

Al-Qur´an Surat Asy Syuara ayat 61-70.


Ayat 61

فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". (Asy-Syu'ara' 26:61)
«فلما تراءى الجمعان» رأى كل منهما الآخر «قال أصحاب موسى إنا لمدركون» يدركنا جمع فرعون ولا طاقة لنا به.
(Maka setelah kedua golongan itu saling melihat) masing-masing pihak telah melihat pihak yang lainnya (berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan terkejar") oleh pasukan Firaun, kita tidak akan mampu menghadapi mereka, karena kita tidak mempunyai kekuatan. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:61)

Ayat 62

قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ
Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (Asy-Syu'ara' 26:62)
«قال» موسى «كلا» أي لن يدركونا «إن معي ربي» ينصره «سيهدين» طريق النجاة.
(Berkatalah) Nabi Musa, ("Sekali-kali tidak akan tersusul) kita tidak akan tersusul oleh mereka (sesungguhnya Rabbku besertaku) pertolongan-Nya selalu menyertaiku (kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku") jalan yang menuju keselamatan. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:62)

Ayat 63

فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ ۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Asy-Syu'ara' 26:63)
قال تعالى: «فأوحينا إلى موسى أن اضرب بعصاك البحر» فضربه «فانفلق» فانشق اثنى عشر فرقا «فكان كل فرق كالطود العظيم» الجبل الضخم بينهما مسالك سلكوها لم يبتل منها سرج الراكب ولا لبده.
Allah berfirman, ("Lalu Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu') maka Nabi Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. (Maka terbelahlah lautan itu) membentuk dua belas jalan (tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar) di antara dua gunung terdapat jalan yang akan dilalui oleh mereka; sehingga disebutkan bahwa pelana hewan-hewan kendaraan mereka sedikit pun tidak terkena basah, dan tidak pula kecipratan air. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:63)

Ayat 64

وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ ٱلْءَاخَرِينَ
Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. (Asy-Syu'ara' 26:64)
«وأزلفنا» قرَّبنا «ثمَّ» هناك «الآخرين» فرعون وقومه حتى سلكوا مسالكهم.
(Dan Kami dekatkan) Kami jadikan (di sana) di tempat itu (golongan yang lain) Firaun dan kaumnya, sehingga mereka melalui jalan yang dilalui oleh Nabi Musa dan kaumnya. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:64)

Ayat 65

وَأَنجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجْمَعِينَ
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. (Asy-Syu'ara' 26:65)
«وأنجينا موسى ومن معه أجمعين» بإخراجهم من البحر على هيئته المذكورة.
(Dan Kami selamatkan Musa dan semua orang-orang yang besertanya) dengan mengeluarkan mereka dari laut, sebagaimana gambaran yang telah disebutkan tadi. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:65)

Ayat 66

ثُمَّ أَغْرَقْنَا ٱلْءَاخَرِينَ
Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. (Asy-Syu'ara' 26:66)
«ثم أغرقنا الآخرين» فرعون وقومه بإطباق البحر عليهم لما تم دخولهم في البحر وخروج بني إسرائيل منه.
(Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu) yakni Firaun dan kaumnya, dengan menutup kembali lautan ketika mereka telah masuk ke dalamnya, sedangkan Bani Israel telah selamat keluar semuanya dari laut. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:66)

Ayat 67

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara' 26:67)
«إن في ذلك» إغراق فرعون وقومه «لآيةٌ» عبرة لمن بعدهم «وما كان أكثرهم مؤمنين» بالله لم يؤمن منهم غير آسية امرأة فرعون وحزقيل مؤمن آل فرعون ومريم بنت ناموصى التي دلت على عظام يوسف عليه السلام.
(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yaitu ditenggelamkannya Firaun dan kaumnya (benar-benar merupakan tanda) yaitu pelajaran bagi orang-orang yang sesudah mereka. (Akan tetapi kebanyakan mereka tidak beriman) kepada Allah. Yang beriman kepada Allah dari kalangan kaum Firaun hanyalah Asiah istri Firaun sendiri, Hezqil dari kalangan keluarga Firaun dan Maryam binti Namushi yang menunjukkan tempat kuburan Nabi Yusuf a.s. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:67)

Ayat 68

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara' 26:68)
«وإن ربك لهو العزيز» فانتقم من الكافرين بإغراقهم «الرحيم» بالمؤمنين فأنجاهم من الغرق.
(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa) maka Dia membalas kelakuan orang-orang kafir itu dengan menenggelamkan mereka (lagi Maha Penyayang.") terhadap orang-orang Mukmin, Dia menyelamatkan mereka dari tenggelam. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:68)

Ayat 69

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَٰهِيمَ
Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. (Asy-Syu'ara' 26:69)
«واتل عليهم» أي كفار مكة «نبأ» خبر «إبراهيم» ويبدل منه.
(Dan bacakanlah kepada mereka) yakni orang-orang kafir Mekah (kisah) berita (Ibrahim) kemudian dijelaskan oleh Badalnya, yaitu: (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:69)

Ayat 70

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا تَعْبُدُونَ
Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?" (Asy-Syu'ara' 26:70)
«إذا قال لأبيه وقومه ما تعبدون».
(Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Apakah yang kalian sembah?") (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:70)
Semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada kita semua. Tetap semangat dalam berkarya. Tetap semangat dalam beribadah karena Allah bersama kita.
Semoga bermanfaat.

Referensi


Al-Qur-an

Al Hadits

Khair Akbar, Tanzil & Gunawan, Ardi, 2018. Menghafal Al-Qur´an dengan Otak Kanan, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Tafsir Jalalain








Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila