Mengenai Saya

Minggu, 11 November 2018

Dahsyatnya Energi Khusnudzan


DAHSYATNYA ENERGI "Berkhusnudzan"


(Rasiman, S.Ag., M.Pd.I)



Mungkin sebagian orang akan tertawa terbahak-bahak, atau bahkan menghina setengah mati ketika menjumpai orang yang tetap tegar dengan prinsipnya yang menurutnya tak masuk akal. Prinsip yang tetap mengedepankan "berprasangka baik" meskipun kondisi yang dialami terkadang menyesakkan dada. Tapi, jangan coba kau remehkan orang demikian.



Meski saat ini zaman yang syarat dengan "hedonisme", bukan berarti akan selalu menganggap rendah orang yang "tak mampu". Kaya dan miskin itu hanya istilah. Di atas, atau di bawah ini hanya sebuah nama tempat. Yang kesemuanya serba mungkin untuk ditukar. Jika Allah menghendaki. Karenanya, seandainya segala upaya yang dilakukan, apabila belum berhasil, bukan berarti gagal. Itu hanya tertunda. Tingkatkan ihtiar, muhasabahlah, do´a dan tawakal, berprasangka baik jangan lupa. 

Jangan pernah remehkan orang yang selalu mengatakan bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik. Itu bukan hanya sebuah kata-kata belaka. Itu adalah sebuah energi yang luar biasa. Itu adalah khusnudzan kepada Allah.Itu akan memancarkan Energi yang Maha Dahsyat. Menghitung secara matematika itu harus. Tapi, jangan kau abaikan hitungan dengan "muhasabah" tak mungkin dianggap tak memakai logika. Muhasabah itu hitungan menggunakan hati. Berprasangka baik itu obat hati.

AKU Tergantung Persangkaan Hamba-KU (Hadits Qudsi). inilah salah satu ajaran Islam yang musti tak boleh diremehkan. Allah menurunkan Al-Qur´an sebagai penawar dan rahmat bagi orang mukmin. Lihatlah bagaimana Nabi Musi AS telah mencontohkan bagaimana kekuatan berprasangka baiknya kepada Allah saat dikejar-kejar oleh Fir aun dan bala tentaranya. Apakah kita masih ragu dengan kejadian itunes? Mari kita mentadaburi Al-Qur´an agar Allah Subhanahu Wa Ta´ala menolong kita.

Al-Qur´an Surat Asy Syuara ayat 61-70.


Ayat 61

فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". (Asy-Syu'ara' 26:61)
«فلما تراءى الجمعان» رأى كل منهما الآخر «قال أصحاب موسى إنا لمدركون» يدركنا جمع فرعون ولا طاقة لنا به.
(Maka setelah kedua golongan itu saling melihat) masing-masing pihak telah melihat pihak yang lainnya (berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan terkejar") oleh pasukan Firaun, kita tidak akan mampu menghadapi mereka, karena kita tidak mempunyai kekuatan. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:61)

Ayat 62

قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ
Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (Asy-Syu'ara' 26:62)
«قال» موسى «كلا» أي لن يدركونا «إن معي ربي» ينصره «سيهدين» طريق النجاة.
(Berkatalah) Nabi Musa, ("Sekali-kali tidak akan tersusul) kita tidak akan tersusul oleh mereka (sesungguhnya Rabbku besertaku) pertolongan-Nya selalu menyertaiku (kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku") jalan yang menuju keselamatan. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:62)

Ayat 63

فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ ۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Asy-Syu'ara' 26:63)
قال تعالى: «فأوحينا إلى موسى أن اضرب بعصاك البحر» فضربه «فانفلق» فانشق اثنى عشر فرقا «فكان كل فرق كالطود العظيم» الجبل الضخم بينهما مسالك سلكوها لم يبتل منها سرج الراكب ولا لبده.
Allah berfirman, ("Lalu Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu') maka Nabi Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. (Maka terbelahlah lautan itu) membentuk dua belas jalan (tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar) di antara dua gunung terdapat jalan yang akan dilalui oleh mereka; sehingga disebutkan bahwa pelana hewan-hewan kendaraan mereka sedikit pun tidak terkena basah, dan tidak pula kecipratan air. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:63)

Ayat 64

وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ ٱلْءَاخَرِينَ
Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. (Asy-Syu'ara' 26:64)
«وأزلفنا» قرَّبنا «ثمَّ» هناك «الآخرين» فرعون وقومه حتى سلكوا مسالكهم.
(Dan Kami dekatkan) Kami jadikan (di sana) di tempat itu (golongan yang lain) Firaun dan kaumnya, sehingga mereka melalui jalan yang dilalui oleh Nabi Musa dan kaumnya. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:64)

Ayat 65

وَأَنجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجْمَعِينَ
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. (Asy-Syu'ara' 26:65)
«وأنجينا موسى ومن معه أجمعين» بإخراجهم من البحر على هيئته المذكورة.
(Dan Kami selamatkan Musa dan semua orang-orang yang besertanya) dengan mengeluarkan mereka dari laut, sebagaimana gambaran yang telah disebutkan tadi. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:65)

Ayat 66

ثُمَّ أَغْرَقْنَا ٱلْءَاخَرِينَ
Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. (Asy-Syu'ara' 26:66)
«ثم أغرقنا الآخرين» فرعون وقومه بإطباق البحر عليهم لما تم دخولهم في البحر وخروج بني إسرائيل منه.
(Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu) yakni Firaun dan kaumnya, dengan menutup kembali lautan ketika mereka telah masuk ke dalamnya, sedangkan Bani Israel telah selamat keluar semuanya dari laut. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:66)

Ayat 67

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara' 26:67)
«إن في ذلك» إغراق فرعون وقومه «لآيةٌ» عبرة لمن بعدهم «وما كان أكثرهم مؤمنين» بالله لم يؤمن منهم غير آسية امرأة فرعون وحزقيل مؤمن آل فرعون ومريم بنت ناموصى التي دلت على عظام يوسف عليه السلام.
(Sesungguhnya pada yang demikian itu) yaitu ditenggelamkannya Firaun dan kaumnya (benar-benar merupakan tanda) yaitu pelajaran bagi orang-orang yang sesudah mereka. (Akan tetapi kebanyakan mereka tidak beriman) kepada Allah. Yang beriman kepada Allah dari kalangan kaum Firaun hanyalah Asiah istri Firaun sendiri, Hezqil dari kalangan keluarga Firaun dan Maryam binti Namushi yang menunjukkan tempat kuburan Nabi Yusuf a.s. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:67)

Ayat 68

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara' 26:68)
«وإن ربك لهو العزيز» فانتقم من الكافرين بإغراقهم «الرحيم» بالمؤمنين فأنجاهم من الغرق.
(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa) maka Dia membalas kelakuan orang-orang kafir itu dengan menenggelamkan mereka (lagi Maha Penyayang.") terhadap orang-orang Mukmin, Dia menyelamatkan mereka dari tenggelam. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:68)

Ayat 69

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَٰهِيمَ
Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. (Asy-Syu'ara' 26:69)
«واتل عليهم» أي كفار مكة «نبأ» خبر «إبراهيم» ويبدل منه.
(Dan bacakanlah kepada mereka) yakni orang-orang kafir Mekah (kisah) berita (Ibrahim) kemudian dijelaskan oleh Badalnya, yaitu: (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:69)

Ayat 70

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا تَعْبُدُونَ
Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?" (Asy-Syu'ara' 26:70)
«إذا قال لأبيه وقومه ما تعبدون».
(Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Apakah yang kalian sembah?") (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu'ara' 26:70)
Semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada kita semua. Tetap semangat dalam berkarya. Tetap semangat dalam beribadah karena Allah bersama kita.
Semoga bermanfaat.

Referensi


Al-Qur-an

Al Hadits

Khair Akbar, Tanzil & Gunawan, Ardi, 2018. Menghafal Al-Qur´an dengan Otak Kanan, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Tafsir Jalalain








Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila