Mengenai Saya

Sabtu, 27 Oktober 2018

Akhlak Mulia, peredam Murka Allah.



Taqdir-Mu, itu Haq
(Rasiman, S.Ag., M.Pd.I)



       Fenomena akibat hiruk pikuk dunia mulai Engkau tunjukkan kepada Makhluk-Mu. Sebagai bentuk Engkau adalah kendali dunia. Meski prediksi sebagian manusia " yang bergaya sebagai Tuhan " telah merancang berbagai motif dan ornamen begitu kokoh dan planning matang menurut benak mereka terhadap bangunan dengan paku buminya yang seolah telah tembus ke planet lain. Itu praduga kekuatan yang barang kali menunjukkan begitu matangnya planning kesombongan dalam gemebyarnya dunia ini. Namun, ketika niat yang salah, lihatlah apa yang terjadi saat ini. Karena, segala sesuatu tergantung dari apa yang diniatkan (AlHadits). Aku masih ingat betul, ketika aku masih kelas 5 SD. Saat itu sekitar tahun 1987 ada kejadian unik bertaabur ketakutan. Meski sebagian orang nekat mengatakan "ngeri-ngeri sedap".  Ada atap bangunan suatu sekolah SD di Indonesia harus terbang meninggalkan penghuninya yang saat itu KBM sedang berlangsung. Bagaimana juga kejadian akbar mengenaskan ummat tahun 2004 ketika Tsunami di Aceh juga masih terngiang. Bagaimana yang baru-baru ini, tsunami di Donggala Sulawesi juga tak kalah mengenaskannya. Bahwan yang masih hangat-hangatnya, beberapa waktu ini adanya kejadian di Jakabaring Palembang akibat si " Puting Beliung " juga sangat memprihatinkan. Entah, itu namanya Tsunami, atau puting beliung, atau eh maaf kalo dalam bahasa siaran JTV itu " Angin penthil muter-muter", atau apalah namanya itu. Yang perlu dicatat adalah dampak yang kemarahan alam itu. Mungkinkah alam sudah tak bersahabat dengan kita, kata Ebiet, atau alam sudah bosan ? Bosan karena ulah kesombongan manusia. Inilah sebenarnya sebuah pelajaran sekolah yang ditunjukkan oleh Allah kepada kita agar tidak menjadi manusia yang lupa diri dan sombong. Atau, dunia sudah semakin panas, atau dunia sudah hampir akhir. Inilah bukti taqdir Allah masih tetap mendominasi. Taqdir-MU terus merangkak, meski perlahan. KAU saksikan banyak kemungkaran, membuatmu tambah geram. Meski Allah SWT telah meninggalkan warisan dari para Nabi berupa Para Kiai, para Ulama untuk memberikan khabar dan peringatan.Tetapi, mereka (pecinta maksiat), tetap saja tak digemingkan. Mereka lebih asyik dengan dunianya sendiri. Sahabatku, di sini banyak lautan hikmah yang meski terus digali dan dicari, kalu sudah ketemu "dinikmati" dengan penuh syukur. Jangan pernah engkau menyalahkan Allah Azza Wajalla. Tetapi, instropeksilah.  Meski kita harus menunda kesenangan dunia dengan , maaf menahan sesak di dada untuk sesaat. Semua, hanya demi Allah SWT. "Sesunggahnya Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu sendiri yang merubahnya" (Al-Qur´an). Itulah dasar kita berikhtiar.



     Hikmah hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang tahu akan hal itu. Hikmah itu buah dari multi action. Terkadang, empedu harus disulap menjadi madu. Apabila kepahitan hidup diracik dengan kepahitan action yang ditambah serbuk ikhlas dan sabar maka sesungguhnya itulah rasa manisnya madu. Itulah madu kehidupan yang terbungkus dalam rasa syukur. Hal ini, menurut Taufiq Pasiak dalam " Manajemen Kecerdasan " mengatakan bahwa : Anda akan menjadi orang arif dan besar jika bisa memahami kapan dan mengapa kepuasan tertentu harus ditunda (Taufiq Pasiak, 2006 : 193). Itulah akhlak kita sebagai wujud cinta kepada Allah.


     Banyaknya penyakit yang terjadi saat ini, yang sesungguhnya bukan dikarenakan  ketidakmampuan obat dalam membunuh penyakit atau kerusakan pada organ  tubuh manusia.Tetapi,lebih pada kondisi jiwa pasien yang memberi kontribusi sinifikan dalam penyembuhan penyakit.


     Beberapa penelitian di bidang Psikoneuroimunologi menurut Taufiq Pasiak bahwa beliau menemukan fakta bahwa kesulitan dalam hal maaf memaafkan berkait erat dengan beberapa penyakit seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung, dan stress. Seorang yang susah memaafkan biasanya mudah marah, mudah bermusuhan, pendendam, dan sulit bekerja sama. Jika menjadi menahun, sifat-sifat ini mudah menghancurkan tubuh manusia melalui mekanisme yang disebut HPA ( Hypothalamous Pituatary Adrenal) Axis (Taufiq Pasiak, 2006 : 318). Hal ini berakibat pada Master kelenjar hipotalamous yang akan bereaksi terus menerus mempengaruhi kelenjar hiposis yang terletak di bagian tengah otak. Akhirnya melalui pelepasan sejumlah hormon mempengauhi kelenjar anak ginjal (adrenalin). Mekanisme  ini merupakan alat untuk membentuk hubungan tubuh antara jasmani dan ruhani seimbang. Artinya,fikiran kita akan bisa mengontrol tubuh melalui aksis HPA ini.


     Oleh karena itu, jika kita mempunyai dan membiasakan jadi pemaaf atau memiliki hati yang lapang untuk memberi maaf kepada orang lain itu artinya kita sudah memiliki sejumlah amunisi yang dapat membantu penyembuhan penyakit yang diderita.



    Bilang maaf dan taubat itu mudah, implementasinya susah. Karena sifat pemaaf dan taubat adalah akhlak mulia. Tapi, inilah perlunya latihan (riadhoh) dengan membiasakan diri hal itu dengan ikhlas dan lapang dada agar penyakit tidak menggerogoti manusia. Agar tidak ada dendam dan dusta di antara kita. Semoga Allah SWT memberikan kita kemampuan itu itu.


Wallahu  a´lam bishshowab


Referensi :
Al-Qur´an
Al Hadits
Taufiq Pasiak, 2006.  Manajemen Kecerdasan, Bandung :Mizan 

2 komentar:

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila